BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seorang
pimpinan yang memiliki intensitas fungsi Manajerial yang tinggi, sangat
memerlukan bantuan sekretaris untuk meringankan tugasnya. Pimpinan yang sangat
sibuk tidak mungkin dapat mengingat segalanya, maka sekretaris harus mampu
membantu pimpinan dalam menyusun arsip atau mengatur arsip sehingga dapat
dengan mudah diketemukan kembali padasaat diperlukan.Setiap sekretaris harus
menguasai sistem pengarsipan yang konsisten, sehingga dokumen-dokumen dapat
dengan mudah dan cepat diketemukan pada saat dibutuhkan.
Salah satu sistem pengarsipan yang
digunakan asalah sistem nomor. Banyak perusahaan atau kantor pemerintah yang
mempergunakan penyimpanan sistem nomor, seperti rumah sakit, asuransi, bank dan
lain-lain. Ada yang mempergunakan sistem nomor karena memang sudah mengetahui
seluk beluk sistem nomor termasik keuntungan dan kerugiaan penggunaanya. Tapi
banyak pula hanya beranggapan bahwa sistem nomor lebih mudh mengelolanya
dibandingkan sistem penyimpanan lainya. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang
penyimpanan sistem nomor.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian sistem nomor?
2. Apa
saja alat bantu sistem nomor?
3. Bagaimana
menyimpan arsip pada sistem nomor?
4. Bagaimana
cara penemuan kembali arsip pada sistem nomor?
1.3 Tujuan
1. Untuk
menegetahui pengertian sistem nomor
2. Untuk
menegetahui alat bantu sistem nomor
3. Untuk
menegetahui cara menyimpan arsip pada sistem nomor
4. Untuk
menegetahui cara penemuan kembali arsip pada sistem nomor
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian sistem nomor
Sistem nomor adalah sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang
disusun dengan menggunakankode angka / nomor. Adapun sistem nomor yang
digunakan berdasarkan peraturan yang sudah lazim digunakan yakni.
- Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor Dewey
- Sistem penyimpanan arsip berdasarkan terminal digit
- Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor seri (urut)
Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor banyak digunakan di berbagai
kantor atau instansi yang penggunanya menggunakan urutan nomor, cth, KTP, No.
Rek Bank, Nomor Induk Siswa (NIS), dan penggunaan nomor lainsemacamnya.
Contoh:
Contoh:
- Sekolah : Nomor Induks Sekolah
- Perguruan Tinggi : Nomor Induk Mahasiswa
- PLN : Nomor Rekening Listrik
- Rumah Sakit : Nomor Identitas Pasien
Ada beberapa kelebihan filing system
nomor ini, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Penyimpanan dapat
lebih teliti, cermat, dan teratur.
2. Penyimpanan dapat
lebih cepat dan tepat.
3. Sederhana dan mudah
dilaksanaka.
4. Dapat dipakai untuk
segala macam surat/warkat/dokumen.
5. Nomor dokumen dapat
dipergunakan sebagai referensi dalam korespondensi.
6. Nomor map atau
dokumen dapat diperluas tanpa batas.
Adapun kelemahannya, di antaranya.
1. Lebih banyak waktu
dipergunakan untuk mengindeks.
2. Banyaknya map untuk
surat-surat beraneka ragam, dapat menimbulkan kesulitan.
3. Perlu ruangan yang
luas dan memadai untuk menyimpan arsip yang banyak.
2.2. Alat bantu pada sistem nomor
Pada
sistem-nomor terdapat 3 (tiga)unsur, yaitu file utama, indeks, dan buku nomor
(buku register/buku induk/buku besar).
A. FILE UTAMA
Untuk
penyimpanan surat yang memerlukan map, dapat dipergunakan 2(dua) macam
map, yaitu map campuran dan map individu. Surat masuk dan surat keluar
satu koresponden individu dan disimpan pada file nomor (file utama). Map
campuran adalah map yang berisikan surat-surat dari berbagai macam koresponden
(nama) yang masing-masing jumlahnya belum mencapai 5 (lima).
Map individu
deisimpan pada file (laci) individu yang susunannya adalah numerik atau
menurut nomor.
B. INDEKS
Indeks adalah
suatu alat bantu untuk mengetahui nomor file yang diberikan kepada
sesuatu koresponden atau nama bilamana nomor bersankutan tidak diketahui.
Indeks ini disusun secara alfabetis sehingga mudah dicari.
Setiap
koresponden (nama) mempunyai kartu indeks. Untuk file kartu maka setiap nama
akan langsung dibuatkan indeksnya. Sedangakan untuk file surat, kartu indeksnya
ada 2 (dua) macam, yaitu: kartu indeks campuran dan kartu indeks nomor.
Umumnya kartu
indeks terbuat dari kertas karton manila berukuran 12,5 cm panjang dan 7,5 cm
lebar. Ukurang kotak indeks pun dapat disesuaikan dengan kartu indeksnya.
C. BUKU NOMOR
Buku nomor
adalah buku yang berisi nomor-nomor yang sudah dipergunakan sebagai nomor
koresponden (nama) dalam file sistem nomor.
2.3 Cara menyimpan arsip pada sistem
nomor
Sebelum
melakukan proses penyimpanan, maka harus ada yang arsip yang disimpan. Berikut
ini adalah contoh surat lamaran pekerjaan yang akan kami gunakan sebagai surat
yang akan di arsip.
Seperti dijelaskan diatas bahwa penyimpanan arsip
dengan sistem nomor menggunakan penyimpanan dengan metode nomor tertentu,
berikut akan dijelaskan metode-metode tersebut.
1. Penyimpanan arsip berdasarkan nomor Dewey
Filing sistem ini
diciptakan oleh Malvile Dewey.Sistem ini disebut juga sistem desimal dengan
menggunakan notasi angka 0-9. Untuk menyusun arsip dengan sistem nomor kita
perlu membuat daftar klasifikasi, daftar klasifikasi ini adalah daftar yang
memuat segala persoalan kegiatan yang ada di dalam kantor/perusahaan.
Filing system nomor dewey
disebut juga system decimal. Dalam system ini yang harus dilakukan
meliputi hal-hal berikut.
1)
Merancang daftar klasifikasi nomor
Daftar klasifikasi adalah daftar yang memuat segala
persialan kegiatan yang terdapat dalam kantor/perusahaan. Persoalan kegiatan
ini dikelompokkan lalu diberi nomor kode.
Daftar klasifikasi nomor ini
bermanfaat sebagai pedoman:
a)
Dalam pemberian nomor kode
b)
Untuk mempersiapkan dan menyusun tempat penyimpanan.
Ada tiga lajur dalam daftar
klasifikasi nomor ini.
a) Lajur
masalah Utama (disebut juga lajur kelompok besar)
Pada lajur ini ada 10 pembagian
kegiatan pokok kantor/perusahaan dengan nomor kode sebagai berikut.
000
Humas
100
Keuangan
200
Kepegawaian
300
Pembangunan
400
Koperasi
500
Produksi
600
Pemasaran
700
Penelitian dan Laboratorium
800
Perlengkapan
900
Pengangkutan dan perbekalan
Jika kegiantan pokok lebih dari 10,
maka perlu penggabungan dan dicari judul lain yang mencakup persoalan tersebut,
sehingga jumlah kelompok persoalan tetap 10 kelompok. Kemudian masing-masing
kelompok pembagian utama ini dibagi menjadi 10 bagian, disebut kelompok
pembagian pembantu.
b) Lajur
Pembagian Pembantu (sub kelompok)
Lajur kelompok ini terdiri dari 10
uraian/persoalan. Jika belum ada atau belum lengkap 10, hendaknya tetap dibagi
10 kelompok dan pada kolom yang belum ada, disiapkan sebagai cadangan. Untuk
lebih jelasnya lihat contoh di bawah ini (mengambil sampel bagian Kepegawaian nomor
kode 200).
200
Formasi
210
Seleksi
220
Pemilihan Personal/Tenaga Kerja
230
Tata Tertib/Disiplin Kerja Pegawai
240
Ujian Jabatan
250
Kenaikan Pangkat
260
Cuti
270
Mutasi
280
Pemberhentian Kerja
290
Pensiun
Lalu kelompok ini bisa diuraikan
lagi masing-masing menjadi 10 pembagian keci, seperti contoh berikut (dari
pembagian Formasi, nomor kode 200)
200
Iklan
201
Lamaran
202
Panggilan
203
Seleksi
204
Wawancara
205
Psiko tes
206
Pendidikan dan latihan
207
Percobaan
208
Pengangkatan
209
Penempatan
2) Setelah membuat daftar klasifikasi, hal berikutnya dalam penyimpanan
kearsipan adalah mempersiapkan peralatan dan perlengkapan. Berikut ini adalah
jenis perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan dalam sistem Dewey.
Perlengkapan yang harus dipersiapkan meliputi hal-hal berikut.
Perlengkapan yang harus dipersiapkan meliputi hal-hal berikut.
a) Filing
cabinet, yang berlaci 10. Tiap laci diberi nomor kode, seperti tercantum di
bawah ini:
000
|
500
|
100
|
600
|
200
|
700
|
300
|
800
|
400
|
900
|
Berdasarkan daftar klasifikasi,
judul laci berpedoman kepada nomor dari pembagian utama (kelompok besar) mulai
nomor 000 sampai 900. Demikian pula isi pokok masalah perlu disesuaikan dengan
daftar indeks.
b) Guide,
untuk tiap laci diperlukan 10 guide sehingga dibutuhkan guide sebanyak 100
buah. Misalnya, untuk laci 100 di belakangnya disusun guide bernomor 000, 010,
020, … sampai 090. Untuk laci 100 dibelakangnya disusun guide bernomor 100,
110, 120, … sampai 190. Dan seterusnya sampai pada laci 900. Di belakangnya
disusun guide bernomor 900, 910, 920, 920, … sampai 990.
c) Map
folder, yang diperlukan 10 buah untuk tiap guide. Jadi, folder yang
dibutuhkan sebanyak 1000 buah. Folder disusun di belakang guide, untuk guide
bernomor 000 di belakangnya disusun folder berkode 000, 001,002, … sampai 009.
Di belakang guide bernomor 010 disusun folder berkode 010, 011, 012, … sampai
019, dan seterusnya sampai guide bernomor 990 yang belakangnya disusun folder
berkode 990, 991, 992, … sampai 999. Di dalam folder inilah terdapat
surat-surat yang disusun secara berurutan dengan surat paling baru memakai
nomor paling besar, misalnya terdapat urutan surat 011.4, 011.3, 011.2, 011.1.
Hal ini berarti surat bernomor 011.4 merupakan surat terbaru.
d) Kartu
indeks, yang berisi identitas surat seperti nama, tanggal, nomor, perihal,
dan kode surat. Kartu indeks berfungsi untuk mempermudah dalam penemuan kembali
surat.
e) Kotak
kartu, berfungsi menyimpan kartu indeks.
f)
Rak sortir, berfungsi untuk menyortir surat-surat yang akan disimpan.
3)
Penyimpanan Surat
Dalam system Dewey ini
langkah-langkah menyimpan surat adalah sebagai berikut.
a)
Baca surat dengan teliti dan cermat untuk mengetahui perihal pokok surat.
b)
Beri nomor kode pada surat berdasarkan daftar klasifikasi. Misalnya, surat
mengenai lamaran pekerjaan berkode 201, jika surat merupakan yang pertama maka
kodenya adalah 201.0, surat kedua berkode 201.1 dan seterusnya.
d) Setelah
dicatat, kartu indeks disimpan pada kotak kartu dan surat disimpan pada tempat
yang sesuai kodenya. Misalnya, surat bernomor 201.0disimpan pada laci nomor
200, di belakang guide 200 dalam folder 201 di urutan pertama.
2. Filing system Nomor Terminal
Filing system nomor terminal digit
adalah system kearsipan yang memakai nomor urut dalam buku arsip.
Dalam filing system ini yang perlu
diperhatikan ialah sebagai berikut.
1) Menyiapkan
perlengkapan
Yang perlu disiapkan meliputi
hal-hal berikut.
a)
Buku arsip (di bawah ini contoh kolom buku arsip)
No.
Urut
|
Tanggal
Penyimpanan
|
Judul
Surat
|
Nomor
Surat
|
Tanggal
Surat
|
Perihal
Surat
|
Ket.
|
Surat pertama dicatat dalam buku
arsip dengan nomor kode 0000, surat kedua 0001, surat ketiga 0002, dan
seterusnya.
b)
Filing cabinet, yang mempunyai lacci 10, pada laci dicantumkan kode-kode
berikut.
–
Laci pertama diberi kode 00-09
–
Laci kedua diberi kode 10-19
–
… dan seterusnya sampai …
–
Laci kesepuluh, berkode 90-99
c)
Guide. Tiap laci dipasaang guide berkode sesuai urutan nomor. Contoh: Laci
berkode 00-09 di dalamnya dipasang guide bernomor 00, 01, … sampai 09.
d) Map
folder. Tiap folder ditempatkan di belakang guide sebanyak 10 buah dengan nomor
berurutan mulai dari 0, 1, 2, … sampai 9. Agar folder-folder tidak tertukar
satu sama lainnya pada guide berbeda, maka tiap-tiap folder diberi kode
guidenya, contohnya: di belakang guide berkode 00, foldernya diberi kode 00/0,
00/1, 00/2, … sampai 00/9
e)
Kartu indeks, kotak kartu, dan rak sortir.
2) Penyimpanan
surat
Prosedur penyimpanan surat dapat
dilakukan sebagai berikut.
a)
Surat yang masuk dicatat dalam buku arsip.
No.
Urut
|
Tanggal
Penyimpanan
|
Asal Surat
|
Nomor
Surat
|
Tanggal
Surat
|
Perihal
Surat
|
Ket.
|
0000
0001
0002
Dst
0173
|
14 Oktober 2013
|
Koruptor Akil
|
--------
|
04 Oktober 2013
|
Lamaran Pekerjaan
|
b)
Surat diberi nomor kode dan diindeks untuk menentukan pada laci berapa, guide
dan folder mana surat akan disimpan. Cara mengindeks nomor kode dilakukan
dengan mengklasifikasikan nomor tersebut dalam tiga unit.
–
Unit I : diambil dua angka dari
belakang, sebagai petunjuk nomor laci dan nomor guide
–
Unit II : diambil satu angka setelah Unit
I, petunjuk nomor map.
–
Unit III : diambil seluruh angka setelah Unit II,
sebagai penentu urutan surat dalam map/folder.
Berdasarkan kode surat (0173) di
atas, surat tersebut disimpan pada :
·
laci
70-79
·
Guide
73 urutan guide ke 4
·
Folder
73/1 urutan folder ke 2
·
Surat
ke 1
3. Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor seri
(urut)
Sistem ini
dilakukan jika jumlah arsip yang disimpan berkisar 1.000 sampai 10.000 arsip.
Penomoran dimulai dari nomor 1,2,3, dan seterusnya. Pada sistem ini setiap
koresponden diberi nomor kode sesuai dengan urutan yang berlaku pada Buku Nomor.
Buku
Nomor adalah buku yang berisi nomor-nomor yang sudah digunakan sebagai
nomor koresponden (nama) dalam file sistem nomor. Nama koresponden yang dapat
deberi kode nomor adalah jika surat atas nama tersebut sudah lebih dari 5
surat. Tetapi jika belum mencapai 5 surat, maka belum ditulis pada buku nomor,
surat diberi kode sementara dengan huruf C yang berarti file Campuran.
Untuk daftar
klasifikasi nomor seri adalah sebagai berikut.
1 - 100
(kode laci)
1 - 10 (kode guide
11 - 20
11 (kode hanging folder)
12
13
14
15
16
17
18
19
20
101 - 200
101 - 200
Untuk jenis-jenis peraelatan dan perlengkapan yang digunakan adalah sebagai berikut.
a) Filing cabinet
Satu laci filing cabinet dapat menampung sampai sebanyak 5.000 surat. Namun untuk mempermudah menyimpan dan mengambil arsip sebagiknya diisi dengan 3.500-4000 arsip. Berarti untuk menyimpan 10.000 surat diperlukan 3 laci filing cabinet (satu filing cabinet berlaci 3).
b) Guide
Guide diperlukan sebagai pembatas, dibelakang guide ditempatkan beberapa folder, kurang lebih sepuluh folder. Satu folder berisi 25 lembar surat, berarti satu laci memuat 150 folder. Sehingga diperlukan 10 guide setiap laci.
c) Hanging Folder
Satu laci butuh sekitar 150 hanging folder. Berarti dibutuhkan sekitar 450 hanging folder untuk menyimpan arsip sebanyak 10.000 lembar.
d) Kartu Indeks
Kartu indeks dibuat sebanyak jumlah nama koresponden dari arsip yang disimpan. Jika jumlah surat dari satu koresponden sudah lebih dari 5, maka kode surat pada kartu indeks ditulis dengan kode nomor, tetapi jika belum diberi kode C.
e) Buku Nomor
Perhatikan buku nomor berikut
Tanggal Nama Nomor File
10 Januari 2013 Muhammad Galih Prasetyo 100
15 Februari 2013 Muhammad Aryo Wibisono 101
25 Maret 2013 Adinda Nur Aisyah 102
Setelah peralatan untuk sistem ini
tersedia maka langkah selanjutnya cara menyimpan arsip dengan sistem nomor seri
ini adalah sebagai berikut.
a) Memeriksa Berkas dan mengisi buku nomor
a) Memeriksa Berkas dan mengisi buku nomor
Perhatikan buku nomor berikut
Tanggal Nama Nomor File
10 Januari 2013 Muhammad Galih Prasetyo 100
15 Februari 2013 Muhammad Aryo Wibisono 101
25 Maret 2013 Adinda Nur Aisyah 102
04 Oktober 2013 Akil Koruptor 103
b) mengindeks
Tentukan nama koresponden dari surat/arsip yang akan disimpan, kemudian indeks sesuai peraturan mengindeks.
Tanggal Nama Nomor File
10 Januari 2013 Muhammad Galih Prasetyo 100
15 Februari 2013 Muhammad Aryo Wibisono 101
25 Maret 2013 Adinda Nur Aisyah 102
04 Oktober 2013 Akil Koruptor 103
b) mengindeks
Tentukan nama koresponden dari surat/arsip yang akan disimpan, kemudian indeks sesuai peraturan mengindeks.
c) Mengkode
Beri surat
sesuai dengan nomor pada buku nomor. Atau kode C, jika jumlahnya belum mencapai
5.
d) Mensortir
Kegiatan ini
dilakukan jika surat dalam jumlah yang banyak.
e) Menempatkan
Arsip
ditempatkan pada tempat penyimpanan sesuai dengan kode. Jika arsip berkode C,
maka ditempatkan pada laci berkode C (Campuran). Tetapi jika kodenya adalah
nomor, berarti ditempatkan pada laci yang berkode sesuai dengan nomor surat.
Berdasarkan
kode surat (103) di atas, surat tersebut disimpan pada:
laci berkode 101-200, dibelakang
guide 101-110, didalam hanging folder berkode 103, dan ditempatkan paling
depan.
2.4 Cara menemukan kembali arsip
Kearsipan system nomor merupakan
system kearsipan berdasarkan nomor secara berurutan dari nomor terkecil sampai
nomor terbesar. Oleh karena ini, kode arsip ditentukan berdasarkan nomor.
1. Penemuan arsip dalam system nomor
Dewey
Pada system dewey ini, penemuan
kembali arsip dapat ditempuh prosedur sebagai berikut.
1)
Carilah kartu indeks dalam kotak kartu sesuai dengan pokok masalah yang kita
inginkan.
2)
Lihatlah kode surat pada kartu indeks tersebut.
3)
Dengan kode surat, carilah tempat penyimpanan arsip. Misalnya, surat bernomor
201.0 disimpan pada laci nomor 200, di belakang guide 200 dalam folder 201 di
urutan pertama
.4)
Jika tempatnya sudah ditemukan, carilah dan ambilah surat yang kita perlukan.
2. Penemuan arsip dalam system nomor
Terminal Digit
Pada sistem ini, prosedur penemuan
arsip adalah sebagai berikut:
1)
Carilah perihal surat pada buku arsip. Lihatlah nomor kodenya.
2) Dengan
nomor kode, cari tempat penyimpanan sesuai nomor kode tersebut dan carilah
surat sesuai dengan urutannya.
3)
Bila sudah ditemukan, ambilah surat yang kita perlukan.
3.
Penemuan arsip dengan sistem nomor seri (urut)
1)
Tentukan kode surat yang ingin dicari
2)
jika kode surat diketahui maka langsung ke tempat
penyimpanan, tetapi jika kode surat tidak diketahui maka merujuklah pada kartu
indeks.
3)
cari arsip pada tempat penyimpanan sesuai dengan
ketentuan pemberian kode.
4)
ambil arsip jika sudah ditemukan, dan tukar dengan
lembar pinjam arsip (lembar 1)
5)
berikan kepada peminjam arisp berikut dengan lembar
pinjam arsip (lembar 2)
6)
simpan lembar pinjam arisp (lembar 3) pada tickler
file.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem nomor adalah sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang
disusun dengan menggunakankode angka / nomor.Adapun sistem nomor yang digunakan
berdasarkan peraturan yang sudah lazim digunakan yakni:
1.
Sistem penyimpanan arsip
berdasarkan nomor Dewey
2.
Sistem penyimpanan arsip
berdasarkan terminal digit
- Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor seri (urut)
Pada
sistem-nomor terdapat 3 (tiga)unsur, yaitu file utama, indeks, dan buku nomor
(buku register/buku induk/buku besar). Prosedur penyimpananya adalah memeriksa, mengindeks,
mengkode, menyortir dan menempatkan. Untuk penemuan kembali arsip pada sistem
ini terdapat beberapa langkah yang harus di tempuh.
3.2 Saran
Sebelum menerapkan sistem nomor ini, pelajarilah dan
pahami cara penyimpananya dan penemuan kembali arsip. Hal ini bertujuan untuk
meminimalisir kesalahan pada saat mengarsip.
DAFTAR PUSTAKA
Wursanto, Ig. 1991. Kearsipan 1, Ikanisius (anggota IKAPI).
Yogyakarta.
Amsyah, Zulkifli. 2003. Manajemen kearsipan, PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
www.FILING
SISTEM NOMOR (NUMERIC FILING SYSTEM) _ zafikariyufi12.htm.
http://ceria4d.online
BalasHapusTOGEL ONLINE
BANDAR TOGEL ONLINE
CERIA4D
BANDAR SYDNEY
BANDAR SINGAPORE
BANDAR HONGKONG
PREDIKSI SYDNEY
PREDIKSI SINGAPORE
PREDIKSI HONGKONG
http://twin88.online
POKER ONLINE
DOMINO POKER
TWINPOKER88
TWINPOKER
LINK ALTERNATIF TWINPOKER88
TWINKARTU
TWINQQ
JUDI POKER
BANDAR POKER